![](http://www.indonesia-property.com/images/penangkal_petir/petir2.jpg)
Petir merupakan usaha alami untuk
menetralkan muatan listrik yang dimiliki oleh awan. Sehingga, kita
mengenal ada 2 jenis petir berdasarkan sumber muasal muatan listriknya,
petir yang terjadi antar awan dan petir yang terjadi antara awan dengan
permukaan bumi. Untuk terciptanya loncatan listrik petir dari awan ke
permukaan tanah, kedua lokasi harus mempunyai perbedaan tegangan listrik
hingga sebesar 10 juta Volt. Udara mempunyai kemampuan mentrasfer
listrik bila listrik tersebut mempunyai tegangan sebesar 3 juta Volt
setiap meternya. Harga ini akan berkurang bila kelembaban udara
meningkat. Dalam kenyataannya, dalam suasana badai sekalipun dan
kelembaban udara meningkat, tapi hanya mencapai sekitar 200.000 Volt per
meter. Nilai ini jauh dibawah kemampuan trasfer listrik melalui udara.
Penelitian sekarang ini menemukan bahwa walaupun kemampuan trasfer
listrk udara hanya 200.000 Volt per meter, sebelumnya udara telah
bereaksi melalui proses ionisasi, menjadi lebih bersifat penghantar
listrik.
![](http://www.indonesia-property.com/images/penangkal_petir/petir3.jpg)
Sesaat sebelum terjadinya petir,
terbentuk di permukaan tanah sebuah ( atau lebih ) jalur penerima
tegangan. Jalur penerima tegangan ini biasanya tercipta di pucuk bentuk
yang form runcing diatas permukaan tanah (seperti : pucuk pohon, pucuk
bangunan tinggi, menara dsb), yang biasanya mempunyai ketinggian yang
paling tinggi dengan kondisi sekelilingnya.
Biasanya (meskipun tidak selalu)
terbentuk bersamaan antara jalur ionisasi elektron dengan jalur penerima
tegangan di atas permukaan tanah. Jalur kanal ini diketahui mempunyai
radius dimensi sebesar 12 mm, yang nantinya menjadi jalur utama petir.
Jalur ini nantinya akan sangat terang pada saat terjadinya petir. Cahaya
terang petir disebabkan karena terbentuknya proses plasma dalam jalur
kanal tersebut.
![](http://www.indonesia-property.com/images/penangkal_petir/petir4.jpg)
Suara gemuruh petir merupakan hasil
dari pemanasan udara yang ada didalam jalur utama petir oleh loncatan
listrik. Diketahui udara didalam kanal dipanaskan hingga suhu 30.000 °C
( 5 kali panas permukaan matahari ). Pemanasan dalam waktu tiba tiba
dengan suhu sedemikian tinggi membuat suara ledakan gemuruh didalamnya.
Karena kecepatan cahaya (300.000 km / detik) lebih cepat dari pada
kecepatan suara (332 meter / detik), kita melihat cahaya petir dahulu,
baru kemudian disusul suara gemuruhnya. Dari sini kita bisa
memperikirakan, jarak terjadinya petir dengan tempat kita berdiri dengan
menghitung waktu antara terjadinya cahaya petir dengan suara gemuruh.
Untuk petir yang terjadi di jarak 1 km, membutuhkan waktu 3 detik
perbedaan waktu cahaya dengan suara gemuruh petir.
Source : http://indonesia-property.com/www/index.php/propertyindonesia/action/terjadinya-petir
Source : http://indonesia-property.com/www/index.php/propertyindonesia/action/terjadinya-petir
0 komentar:
Posting Komentar